Dialog Interaktif Bersama K.H. Yazid Al Bustomi, MA: Transformasi Santri dan Pesantren di Era 5.0 Menuju Generasi Emas


Ansura –Dalam suasana penuh kehangatan dan semangat keislaman, Pondok Pesantren Mamba'ul Falah di Tambhilung, Bawean, menggelar dialog interaktif dengan tema "Transformasi Santri dan Pesantren di Era 5.0 Menuju Generasi Emas." 

Acara yang diadakan pada 27 Oktober 2024 ini menghadirkan narasumber utama, K.H. Abu Yazid Al Bustomi, MA, Wakil Katib Syuriah PBNU dan pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah PPAI Darun Najah Ngijo Karanploso Malang.

Dalam pembukaannya, Beliau menggarisbawahi pentingnya menjaga keikhlasan dalam ber-Ansor. 

Selanjutnya, Beliau menekankan bahwa Gerakan Pemuda Ansor harus selalu konsisten dalam proses pengkaderan. Baik melalui program PKD (Pelatihan Kader Dasar), PKL (Pelatihan Kader Lanjutan), Diklatsar, maupun melalui Rijalul Ansor pada jenjang ula maupun wustho. 

Ansor tidak boleh pernah berhenti melakukan pengkaderan, karena dengan pengkaderan kita bisa menciptakan kader yang loyalitas, militan, soliditas, dan koheren,” ujarnya.

Selain itu, Beliau mengingatkan pentingnya melibatkan para santri dalam proses kaderisasi.

kaderisasi santri adalah upaya penting agar santri memiliki militansi yang kuat dan menjadi garda depan dalam menjaga nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama'ah. 

“Santri-santri juga harus dikader agar menjadi militan, mengingat pesantren sebagai salah satu pilar utama bangsa Indonesia yang telah ada sejak sebelum kemerdekaan,” tutur beliau.

Pesan untuk Kader Ansor: Koherensi dan Loyalitas pada Kiai NU

K.H. Abu Yazid Al Bustomi juga menekankan pentingnya loyalitas pada pimpinan dan tidak berkhianat pada para kiai NU. 

Menurut beliau, kader Ansor harus menjunjung tinggi nilai koherensi dan tidak menggunakan Ansor untuk kepentingan pribadi. Beliau memperingatkan, 

“Jangan pernah mengkhianati kiai NU atau menggunakan Ansor untuk kepentingan sesaat. NU adalah organisasi yang menjaga moral dan etika, dan siapa yang menyalahgunakannya akan menghadapi akibatnya.”

Pesan ini adalah peringatan bagi semua kader Ansor untuk tetap menjaga niat murni dalam berkhidmat dan setia pada nilai-nilai organisasi. Beliau menekankan bahwa fungsi Nahdlatul Ulama (NU) adalah sebagai pengayom, khususnya kepada masyarakat.

"NU memiliki fungsi riayah, atau pengayoman terhadap umat," imbuhnya.


Harapan bagi Masa Depan Santri dan Pesantren di Era 5.0

Menutup dialog interaktif, K.H. Abu Yazid mengajak semua hadirin untuk memahami tantangan dan perubahan yang dihadapi oleh santri dan pesantren di era Revolusi Industri 5.0. Dalam menghadapi era yang penuh inovasi dan teknologi ini, pesantren tetap diharapkan menjadi pusat pendidikan yang mampu mencetak generasi emas yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam akhlak dan spiritualitas.

Acara dialog interaktif ini berlangsung dengan penuh antusias dan dihadiri oleh para santri, tokoh masyarakat, dan anggota Ansor di wilayah Bawean. Diharapkan, pesan dan arahan dari K.H. Abu Yazid dapat menjadi landasan bagi perkembangan santri dan pesantren serta mendorong kemajuan organisasi Ansor dalam pengabdian untuk umat dan bangsa.


Posting Komentar untuk "Dialog Interaktif Bersama K.H. Yazid Al Bustomi, MA: Transformasi Santri dan Pesantren di Era 5.0 Menuju Generasi Emas"